Sebelumbisa membayar dana ataupun santunan pada pemegang polis, diperlukan proses yang panjang untuk mengolah dananya. Kegiatan Perusahaan Asuransi Secara Menyeluruh. Kegiatan usaha perusahaan asuransi merupakan lembaga bukan bank yang mengelola keuangan dengan melakukan penghimpunan dana yang didapatkan dari masyarakat. Dana yang terkumpul ProdukAsuransi harus memiliki:[2] 1. Premi atau Kontribusi yang sesuai dengan manfaat yang dijanjikan, yang ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak diterapkan secara diskriminatif; dan. 2. Polis Asuransi yang tidak mengandung kata, frasa, atau kalimat yang dapat: a. menimbulkan penafsiran yang berbeda mengenai Untukberapa lama proses klaim asuransi mobil biasanya akan memakan waktu sekitar 3-5 hari kerja. Durasi ini bukan cuma durasi pencairan, tapi sudah termasuk proses perbaikan mobil di bengkel rekanan. Namun, durasi ini tidak selalu berlaku untuk setiap proses klaim. Karena, ada hal-hal lain yang mempengaruhi lamanya waktu klaim, misalnya Syaratyang Harus Dipenuhi untuk Mendaftar Asuransi 1. Usia Mendaftar Minimal 18 Tahun dan Maksimal 54 Tahun 2. Kartu Tanda Penduduk (KTP) 3. Surat Izin Mengemudi (SIM) 4. Kartu Keluarga Langkahpertama dalam prosedur penjualan asuransi jiwa adalah Anda harus datang langsung ke kantor cabang perusahaan asuransi yang akan Anda pilih. Jika lokasi Anda tidak terlalu jauh dari kantor pusat perusahaan asuransi tersebut sebaiknya datang saja ke sana. Ingin Konsultasi Asuransi Jiwa? Hubungi Nomor HP/WA : 081803081010 2. Beritadalam mekanisme asuransi diperlukan syarat adanya terbaru hari ini. Lihat informasi seputar dalam mekanisme asuransi diperlukan syarat adanya terupdate yang telah kami kurasi untuk anda 30Uz. Asuransi adalah suatu bentuk perlindungan finansial yang memberikan keamanan bagi kita dan keluarga kita jika terjadi risiko yang tidak diinginkan. Ada banyak jenis asuransi yang tersedia, salah satunya adalah asuransi parametrik. Kali ini kita akan membahas apa itu asuransi parametrik, mengapa penting, di mana kita bisa mendapatkannya, apa kelebihan dan kekurangannya, cara menggunakannya, serta contoh penggunaan asuransi parametrik. Asuransi Parametrik Apa Itu?Mengapa Asuransi Parametrik Penting?Di Mana Kita Bisa Mendapatkannya?Kelebihan dan Kekurangan Asuransi ParametrikCara Menggunakan Asuransi ParametrikContoh Penggunaan Asuransi Parametrik Asuransi Parametrik Apa Itu? Asuransi parametrik adalah bentuk asuransi di mana pembayaran klaim didasarkan pada terpenuhinya suatu nilai trigger tertentu. Nilai trigger ini biasanya terkait dengan parameter yang dapat diukur seperti gempa bumi, angin topan, cuaca ekstrem, atau nilai perdagangan indeks saham. Jika nilai trigger tercapai, klaim akan dibayarkan tanpa memerlukan penilaian kerusakan langsung pada aset atau kerugian finansial. Asuransi parametrik juga dikenal sebagai asuransi indeks atau asuransi berbasis nilai. Mengapa Asuransi Parametrik Penting? Asuransi parametrik sangat penting karena memberikan perlindungan finansial yang lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan asuransi tradisional. Dalam kasus bencana besar seperti gempa bumi atau topan, asuransi tradisional biasanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengevaluasi kerusakan pada aset dan menentukan klaim yang tepat. Dalam hal ini, asuransi parametrik dapat memberikan klaim yang lebih cepat dan mudah, serta mengurangi risiko kekurangan uang tunai yang sering terjadi dalam situasi bencana. Selain itu, asuransi parametrik juga dapat memberikan perlindungan yang lebih luas dan lebih spesifik terhadap risiko tertentu, karena asuransi tradisional tidak selalu mencakup semua jenis risiko yang mungkin terjadi. Di Mana Kita Bisa Mendapatkannya? Asuransi parametrik umumnya tersedia di pasar asuransi dan dapat dibeli dari perusahaan asuransi terpercaya. Namun, karena asuransi parametrik masih relatif baru dan tidak sepopuler asuransi tradisional, mungkin tidak semua perusahaan asuransi menyediakannya. Oleh karena itu, sebelum membeli asuransi parametrik, pastikan untuk mencari informasi tentang perusahaan mana yang menyediakan jenis asuransi ini dan membandingkan harga dan ketentuan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Kelebihan dan Kekurangan Asuransi Parametrik Asuransi parametrik memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diketahui sebelum membelinya. Berikut adalah beberapa kelebihan asuransi parametrik Memberikan perlindungan finansial yang lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan asuransi tradisional. Memberikan perlindungan yang lebih spesifik dan luas terhadap risiko tertentu. Tidak memerlukan penilaian kerusakan langsung pada aset atau kerugian finansial, sehingga mempercepat proses klaim. Biasanya lebih murah daripada asuransi tradisional karena tidak memerlukan biaya penilaian kerusakan dan biaya administrasi yang tinggi. Sedangkan, berikut adalah beberapa kekurangan asuransi parametrik Memiliki batasan pada nilai trigger tertentu, sehingga tidak selalu memberikan perlindungan yang lengkap. Hanya tersedia untuk risiko tertentu yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti cuaca ekstrem atau nilai indeks pasar saham. Risiko yang lebih kompleks atau sulit diukur, seperti risiko kesehatan atau risiko politik, tidak dapat dilindungi oleh asuransi parametrik. Jumlah klaim yang diterima mungkin lebih rendah daripada nilai yang sesungguhnya terjadi, karena asuransi parametrik hanya membayar klaim sesuai dengan nilai trigger yang telah ditentukan. Tidak menggantikan asuransi tradisional, karena asuransi parametrik lebih sesuai sebagai tambahan atau perluasan dari asuransi tradisional. Cara Menggunakan Asuransi Parametrik Untuk menggunakan asuransi parametrik, langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut Pilih jenis asuransi parametrik yang sesuai dengan risiko yang ingin dilindungi. Tentukan jumlah pembayaran atau nilai trigger yang ingin kamu dapatkan jika terjadi risiko tersebut. Buat kontrak dengan perusahaan asuransi yang kamu pilih. Kontrak ini akan menetapkan ketentuan dan syarat-syarat perjanjian antara kamu dan perusahaan asuransi. Jika nilai trigger tercapai, kamu dapat mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam kontrak. Contoh Penggunaan Asuransi Parametrik Contoh penggunaan asuransi parametrik adalah asuransi cuaca untuk petani. Sebagai contoh, jika seorang petani ingin melindungi tanaman jagungnya dari kerusakan karena hujan berlebih, dia dapat membeli asuransi cuaca dengan nilai trigger yang terkait dengan jumlah curah hujan dalam periode waktu tertentu. Jika curah hujan melebihi nilai trigger tersebut, petani akan menerima pembayaran klaim sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati. Dalam hal ini, asuransi parametrik dapat memberikan perlindungan finansial yang cepat dan mudah tanpa perlu mengevaluasi kerusakan pada tanaman jagung secara langsung. Penggunaan asuransi tentu sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, mengingat jumlah pengguna asuransi semakin hari semakin tinggi di Indonesia. Tingginya pengguna asuransi ini didominasi oleh berbagi macam produk asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, serta asuransi perlindungan harta mobil, rumah, dll. Kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi telah semakin tinggi. Namun hal tersebut tidak serta merta membuat semua pengguna asuransi mengerti mengenai apa sebenarnya manfaat dan keuntungan yang didapatkan dalam asuransi yang digunakan oleh mereka, hal ini bisa terjadi akibat kurangnya pemahaman mengenai ketentuan serta kebijakan yang ditetapkan di dalam asuransi itu sendiri. Dalam beberapa kasus, kita seringkali menemukan nasabah yang kecewa dan merasa dirugikan akibat penggunaan asuransi yang dirasa tidak maksimal dan tidak sesuai dengan harapan mereka, di mana pada dasarnya hal seperti ini bisa saja terjadi akibat kurangnya pemahaman kita pada semua pasal serta peraturan yang sebenarnya “wajib” kita pahami sebelum memutuskan untuk menggunakan asuransi. Baca juga Asuransi Umum Pengertian, Jenis dan Perusahaan Asuransi Terbaik Hukum Asuransi Hukum Asuransi Hukum asuransi adalah kumpulan peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis, yang ditujukan untuk mengikat kedua belah pihak yang melakukan perjanjian asuransi penanggung dan tertanggung. Berdasarkan ketentuan yang tertulis dalam Pasal 246 KUHD, dengan jelas dikatakan bahwa asuransi atau pertanggungan adalah sebuah perjanjian yang mengikat penanggung kepada tertanggung dengan cara menerima sejumlah premi yang dimaksudkan untuk menjamin penggantian terhadap tertanggung akibat adanya kerugian yang timbul, terjadinya kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, hal tersebut mungkin akan terjadi akibat terjadinya suatu evenemen peristiwa yang tidak pasti. Sedangkan di dalam Undang-Undang Tahun 1992 Tertanggal 11 Februari 1992 Tentang Usaha Perasuransian UU asuransi dikatakan bahwa Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian yang terjadi di antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung dengan cara menerima sejumlah premi asuransi untuk memberikan layanan penggantian kepada tertanggung akibat adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung akibat terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang dilakukan karena meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Jika merunut pada hukum asuransi di atas, bisa dikatakan bahwa asuransi adalah sebuah bentuk perjanjian yang harus memenuhi syarat sebagaimana tertuang dalam Pasal 1320 KUH Perdata, tetapi dengan karakteristik “khusus” sebagai mana dijelaskan dalam Pasal 1774 KUH Perdata yang menyatakan bahwa Suatu persetujuan untung-untungan kans overeenkomst adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada kejadian yang belum tentu. Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Asuransi Dengan melihat ketentuan hukum asuransi di atas, maka terdapat beberapa hal penting mengenai asuransi yang patut dicermati, di antaranya Perjanjian asuransi wajib memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata. Perjanjian tersebut bersifat adhesif, yang artinya isi perjanjian tersebut telah ditentukan oleh perusahaan asuransi melalui kontrak standar. Di dalam asuransi terdapat dua pihak yang terlibat pada perjanjian tersebut, yakni pihak penanggung dan pihak tertanggung dengan kedua pihak berbeda. Asuransi memiliki sejumlah premi yang merupakan bukti bahwa tertanggung setuju untuk melakukan perjanjian asuransi. Perjanjian asuransi membuat pihak tertanggung dan pihak penanggung terikat untuk melaksanakan kewajibannya masing-masing. Unsur-Unsur Asuransi yang Tercantum dalam Hukum Asuransi Berdasarkan poin-poin di atas, maka sebuah asuransi “wajib” memiliki unsur-unsur sebagai berikut. Subyek hukum adalah penanggung dan tertanggung. Persetujuan bebas yang terjadi di antara penanggung dan tertanggung. Benda asuransi dan kepentingan lainnya yang berhubungan dengan tertanggung. Tujuan perjanjian yang ingin dicapai oleh penangung dan tertanggung. Risiko dan premi. Evenemen peristiwa yang tidak pasti serta ganti rugi yang akan diberikan oleh pihak penanggung. Syarat-syarat dan kebijakan yang berlaku. Polis asuransi sebagai bukti perjanjian. Baca juga Mengenal Asuransi Tradisional, Jenis dan Perbedaannya dengan Asuransi Unit Link Tujuan Asuransi Ditengah banyaknya perusahaan asuransi swasta ternama seperti Prudential, Manulife, Cigna, AXA, atau Sinarmas yang menawarkan berbagai macam perlindungan baik untuk aset, jiwa, dan kesehatan, pada dasarnya asuransi ditujukan sebagai bentuk perlindungan atau ganti rugi kepada pihak tertanggung akibat adanya sebuah peristiwa yang belum pasti, di mana hal ini terdiri dari beberapa kriteria seperti di bawah ini. Asuransi sebagai Pengalihan Risiko Ini merupakan tujuan utama dari asuransi, yaitu pengalihan risiko yang dilakukan oleh tertanggung kepada pihak penanggung. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesadaran dan pemahaman yang baik dari tertanggung mengenai kemungkinan ancaman bahaya atau kerugian terhadap harta bendanya atau keselamatan jiwanya. Asuransi dimaksudkan untuk menanggung segala macam kerugian yang bisa saja terjadi atas diri tertanggung sehingga risiko yang akan diderita oleh tertanggung dan keluarga atau ahli warisnya menjadi kecil. Dengan membayar sejumlah premi, maka tertanggung telah memindahkan risiko kerugian yang mungkin dideritanya kepada pihak penanggung perusahaan asuransi. Dalam hal ini penanggung akan menerima premi dan mengambil alih semua beban resiko yang mungkin akan dialami oleh tertanggung. Asuransi sebagai Ganti Rugi Asuransi juga memiliki tujuan sebagai ganti rugi. Hal ini akan dilakukan oleh pihak penanggung jika sewaktu-waktu tertanggung mengalami sejumlah kerugian yang mungkin saja terjadi menimpa diri tertanggung. Pada dasarnya kemungkinan bahaya atau kerugian tersebut tidaklah selalu terjadi dan menimpa tertanggung, atau sering kali kerugian yang terjadi juga hanya bersifat sebagian dan bukan merupakan kerugian total bagi tertanggung, maka pihak penanggung akan membayarkan sejumlah ganti rugi sesuai dengan jumlah asuransinya. Asuransi sebagai Pembayar Santunan Pada dasarnya, asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjian bebas sukarela yang terjadi di antara penanggung dan tertanggung. Namun, di dalam prakteknya, perjanjian ini kemudian diatur berdasarkan undang-undang yang berlaku sehingga pada akhirnya asuransi ini bersifat wajib. Tertanggung akan terikat dengan penanggung akibat adanya perintah undang-undang dan bukan karena perjanjian semata. Asuransi ini sering disebut sebagai asuransi sosial, yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari berbagai ancaman kecelakaan yang bisa saja mengakibatkan kematian atau cacat permanen. Dalam hal ini, biasanya tertanggung akan membayarkan sejumlah kontribusi premi untuk mendapatkan perlindungan dari pihak penanggung. Tertanggung yang membayar kontribusi tersebut adalah mereka yang terikat dalam sebuah hubungan hukum tertentu yang diatur berdasarkan undang-undang, seperti hubungan kerja, penumpang angkutan umum, dan yang lainnya. Asuransi untuk Kesejahteraan Anggotanya Hal ini bisanya berlaku di dalam sebuah perkumpulan. Beberapa orang yang terhimpun akan menjadi tertanggung dari perkumpulan itu sendiri yang bertindak sebagai penanggung. Asuransi jenis ini mirip dengan cara kerja sebuah koperasi. Asuransi ini saling menanggung atau asuransi usaha bersama yang tujuan utamanya adalah menjamin kesejahteraan anggotanya. Di dalam asuransi ini, jika salah satu anggotanya mengalami kejadian yang mengakibatkan kerugian atau kematian, maka perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada anggota tersebut tertanggung. Baca juga Apa Itu Asuransi Kelompok, Jenis dan Bedanya dengan Asuransi Individu? Jenis Asuransi Pada umumnya, asuransi bisa digolongkan menjadi dua bagian besar, yakni Asuransi Kerugian, yang terdiri dari Asuransi Kebakaran. Asuransi Kehilangan dan Kerusakan. Asuransi Laut. Asuransi Pengangkutan. Asuransi Kredit Asuransi Jiwa, yang terdiri dari Asuransi Kecelakaan. Asuransi Kesehatan. Asuransi Jiwa kredit. Berlakunya Asuransi Masa Berlaku Perjanjian Asuransi Masa berlaku asuransi akan didasarkan pada penutupan yang terjadi. Hak dan kewajiban penanggung dan tertanggung akan timbul pada saat ditutupnya asuransi walaupun polis belum diterbitkan. Penutupan asuransi dalam prakteknya dibuktikan dengan disetujuinya aplikasi atau ditandatanganinya kontrak sementara cover note dan dibayarnya premi. Setelah adanya perjanjian kontrak sementara tersebut, maka sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku, penanggung atau perusahaan asuransi wajib menerbitkan polis asuransi, hal ini diatur dalam Pasal 255 KUHD. Batalnya Asuransi Pada dasarnya, pertanggungan atau asuransi merupakan sebuah bentuk perjanjian, maka dengan demikian hal ini memiliki risiko batal atau dibatalkan jika tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian yang mengacu pada ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata. Namun di luar KUHD tersebut, perjanjian asuransi juga bisa saja batal jika terjadi beberapa poin di bawah ini Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar atau bila tertanggung tidak memberitahukan hal-hal yang diketahuinya, di mana apabila hal tersebut disampaikan kepada penanggung akan berakibat tidak ditutupnya perjanjian asuransi tersebut Pasal 251 KUHD. Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian asuransi ditandatangani Pasal 269 KUHD. Memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan melalui pengadilan membebaskan si penanggung dari segala kewajiban yang akan datang Pasal 272 KUHD. Terdapat suatu akalan cerdik, penipuan, atau kecurangan si tertanggung Pasal 282 KUHD. Apabila obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh diperdagangkan dan atas sebuah kapal baik kapal Indonesia atau kapal asing yang digunakan untuk mengangkut obyek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh diperdagangkan Pasal 599 KUHD. Baca juga Asuransi Unit Link Pengertian, Jenis dan Tips Memilih Produk Asuransi yang Tepat Pahami Hukum Asuransi Lebih Lanjut Pada dasarnya, semua undang-undang dan peraturan yang diterbitkan, semata-mata untuk melindungi kepentingan kedua belah pihak yang melakukan perjanjian penanggung dan tertanggung sehingga hak dan kewajiban keduanya bisa dilindungi dan memiliki ketetapan di mata hukum. Oleh karena itu, ada baiknya kamu memahami betul apa saja hak dan kewajiban sebagai pemegang asuransi Asuransi InformasiAsuransi JenisAsuransi ManfaatAsuransi HukumAsuransi Apakah Anda mencari informasi lain? 13 Januari 2020 Allianz Indonesia Benarkah asuransi bertujuan cari untung? Benarkah asuransi sama dengan tabungan? Anggapan yang salah kaprah di masyarakat ini muncul karena ketidakpahaman banyak orang tentang asuransi. Nah, agar kamu juga tidak salah kaprah, yuk kenali konsep dan prinsip-prinsip asuransi agar kamu pun bisa menikmati manfaatnya. Banyak orang berpikir, ikut asuransi agar mendapat untung. Dalam artian, ketika terjadi risiko, orang tersebut bisa dapat lebih banyak penggantian dana daripada yang ia setor sebagai premi. Anggapan yang keliru ini membuat orang tersebut kecewa ketika yang terjadi tidak sesuai harapan. Atau, ada lagi orang yang beranggapan membayar premi sama dengan menabung. Alhasil, ketika orang tersebut tidak bisa memperoleh kembali yang yang telah ia setor, ia pun kapok dan tidak mau lagi ikut asuransi. Baca juga Mengenal Vaksin Sinovac, Vaksin COVID-19 Pertama yang Digunakan di Indonesia Konsep “the law of large numbers” Asuransi atau perlindungan dibutuhkan ketika seseorang menyadari adanya risiko yang membayangi. Karena, pada hakikatnya risiko memang selalu hadir di setiap kehidupan manusia. Namun yang perlu disadari juga, tingkat risiko yang dihadapi oleh seseorang dengan yang lainnya berbeda-beda. Mereka yang harus bekerja di tempat terbuka, berhubungan dengan banyak orang, atau bepergian dari tempat yang satu ke tempat yang lain, akan memiliki risiko kecelakaan kerja lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang bekerja di kantor sepanjang hari. Dalam bahasa yang lebih ilmiah, semakin sering kita mengobservasi atau melakukan suatu peristiwa, semakin tinggi pula risiko yang melekat pada peristiwa itu. Para ahli aktuaria menyebut kecenderungan semacam ini dengan konsep the law of large numbers. The law of large numbers ini dalam kejadian sehari-hari bisa diibaratkan dengan melempar koin. Dalam sekali lemparan, maka kemungkinan koin akan menghadap ke atas adalah 50%. Kemungkinan yang sama berlaku untuk sebaliknya. Nah, semakin sering koin dilempar, maka hasil lemparan koin menghadap ke atas atau ke bawah akan semakin mendekati angka persentase kemungkinan tersebut. Di saat tingkat risiko yang dihadapi seseorang meningkat, maka seseorang pun akan merasakan perlu mendapatkan proteksi. Inilah yang menimbulkan permintaan terhadap produk proteksi pun muncul. Baca juga Kenali Berbagai Jenis Asuransi yang Tepat untuk Setiap Tahapan Hidup Mekanisme proteksi Pertanyaan berikutnya adalah, seperti apa mekanisme yang harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan proteksi? Secara sederhana, perusahaan asuransi memiliki bisnis mekanisme sebagai berikut Menyatukan orang-orang dengan kepentingan asuransi yang sama, dengan tujuan untuk membagi risiko yang sama. Mengumpulkan dana premi dari kelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama tersebut. Membayar kompensasi kepada mereka yang menderita kerugian. Jadi, secara garis besar mekanisme pertanggungan yang dijalankan perusahaan asuransi adalah memindahkan dampak kerugian dari seseorang yang merupakan anggota kelompok, ke seluruh orang di kelompok tersebut. Berikut contoh mudahnya. Ada orang berusia 50 tahun yang memiliki kondisi sehat. Namun di tahun depan, diperkirakan ada 10 orang dari orang tersebut yang mungkin meninggal. Nah, jika nilai ekonomis kerugian yang akan ditanggung oleh tiap keluarga yang ditinggalkan adalah Rp100 juta, maka total kerugian dari 10 keluarga adalah Rp1 miliar. Mekanisme asuransi akan menarik iuran, katakanlah Rp 5 juta dari orang tersebut. Berarti dalam setahun akan terkumpul total iuran Rp5 miliar. Nilai tersebut tentu memadai untuk membiayai 10 keluarga yang kemungkinan akan kehilangan salah satu anggotanya di tahun depan. Baca juga Yuk, Pahami Serba-Serbi Asuransi Kesehatan sebelum Membeli Prinsip-prinsip asuransi Tentu, untuk membuat mekanisme tersebut bisa berjalan secara ideal, penyedia pertanggungan serta mereka yang menjadi tertanggung harus terikat dalam sebuah kontrak, atau disebut juga polis. Polis asuransi mengandung prinsip-prinsip asuransi seperti terangkum di bawah ini 1. Insurable interest Prinsip ini bisa diartikan bahwa seseorang hanya diperbolehkan mengasuransikan sesuatu, yang memiliki hubungan ekonomi serta diakui secara hukum. Ambil contoh, seorang pebisnis hanya boleh mengambil asuransi kebakaran untuk toko miliknya. Atau contoh lain, seseorang hanya boleh mengambil membelikan asuransi jiwa atau asuransi kesehatan untuk anggota keluarganya. 2. Utmost good faith Arti dari prinsip ialah, baik pemegang polis maupun perusahaan asuransi harus beritikad baik dalam melakukan perikatan. Itikad baik di sini diartikan sebagai mengungkapkan informasi secara detil dan akurat. Pemegang polis harus transparan tentang obyek yang akan diasuransikan. Sementara penyedia asuransi harus merinci persyaratan pertanggungan. 3. Indemnity Prinsip ini menegaskan manfaat asuransi bagi pemegang polis. Jadi, asuransi berfungsi mengembalikan posisi keuangan nasabah jika terjadi suatu risiko, ke posisi sebelum terjadi risiko. Contoh, fungsi asuransi kesehatan ialah mengembalikan posisi keuangan si tertanggung sebelum sakit. Jadi, jika si tertanggung keluar uang Rp1 juta karena sakit, maka asuransi kesehatan berfungsi mengembalikan Rp1 juta tersebut. Dengan begitu, tujuan memperoleh keuntungan dari asuransi adalah anggapan yang keliru. 4. Subrogation Prinsip ini berarti perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko, mengambil posisi tertanggung dalam menuntut ganti rugi jika terjadi risiko. Prinsip ini contohnya berlaku pada asuransi umum. Misalkan ada seseorang bernama Agus, pemegang polis asuransi kendaraan, terlibat kecelakaan dengan mobil Budi. Maka, ketika Agus mengajukan klaim penggantian kerugian atas kecelakaan itu ke perusahaan asuransi yang menanggungnya, maka ia tidak lagi memiiki hak untuk menagih ganti rugi dari Budi. Dalam hal ini, perusahaan asuransilah yang bertugas menanggung kerugian Agus, kemudian menagih ganti rugi tersebut ke Budi. Baca juga Tips agar Klaim Asuransi Kendaraan Dapat Diterima 5. Contribution Prinsip ini berlaku untuk satu obyek yang diasuransikan ke lebih dari satu perusahaan asuransi. Praktik ini biasanya terjadi di asuransi umum dan nilai pertanggungan yang diasuransikan sangat besar. Patut dicatat, kendati ada dua penanggung yang terlibat, prinsip indemnity yang menyatakan bahwa total ganti rugi tidak boleh lebih dari nilai kerugian, tetap berlaku. Lalu bagaimana pembagian pertanggungan di antara perusahaan asuransi? Pembayaran ganti rugi dari tiap penanggung bisa dibagi berdasarkan Proporsional prorate, yang berarti setiap penanggung akan bertanggung jawab secara prorata sesuai dengan bagian masing-masing. Non-proporsional excess, yang berarti masing-masing penanggung memiliki kewajiban masing-masing. 6. Proximate Cause Prinsip ini akan menjadi rujukan perusahaan asuransi dalam menentukan kondisi yang menjadi penyebab utama terjadinya risiko serta syarat pencairan manfaat. Prinsip ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya perselisihan akibat salah tafsir mengenai risiko. Atas dasar prinsip ini, polis asuransi pada umumnya memuat risiko yang dijamin dan yang dikecualikan secara mendetil. Risiko yang bisa menimpa semua orang membuat asuransi dibutuhkan oleh semua orang, termasuk kamu. Semoga dengan mengenal konsep dan prinsip-prinsip asuransi, kamu tak salah kaprah lagi mengenai asuransi dan bisa memetik manfaat dari asuransi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa asuransi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di masa kini. Sebab, asuransi memberikan berbagai jaminan manfaat perlindungan sebagai bentuk proteksi dari segala risiko di masa depan. Akan tetapi, minimnya pengetahuan tentang prinsip asuransi yang berlaku membuat banyak anggapan yang keliru tentang cara menggunakan asuransi. Hal ini dapat menimbulkan kekecewaan ketika masyarakat tidak menerima timbal balik yang sesuai dengan harapan mereka dan kapok untuk ikut asuransi lagi. Oleh karena itu, memahami prinsip-prinsip asuransi yang berlaku sangat penting sebelum kamu membeli asuransi untuk menghindari kesalahpahaman ke depannya. Qoala sudah merangkum berbagai macam prinsip asuransi, baik yang konvensional maupun syariah untuk bisa lebih jelas memahami seluk-beluk tentang asuransi. Mengenal Konsep “The Law of Large Numbers” pada Asuransi Sumber foto Yuriy K via Shutterstock Sebelum kita membahas soal prinsip asuransi, ada baiknya kamu mengenal konsep yang diusung oleh kebanyakan asuransi, yakni “The Law of Large Numbers”. Apa artinya? Terlebih dahulu kenali pengertian asuransi, yaitu sebuah jenis perlindungan yang dibutuhkan saat seseorang menyadari adanya risiko yang membayangi. Sebab, pada hakikatnya risiko memang selalu hadir di setiap jejak kehidupan kita, meskipun memang tingkat risiko yang dihadapi oleh seseorang dengan lainnya berbeda-beda. Semakin sering kita melakukan suatu hal atau peristiwa, maka semakin tinggi pula risiko yang akan melekat pada hal atau peristiwa tersebut. Nah, kecenderungan inilah yang disebut oleh para ahli dengan konsep “The Law of Large Numbers”. Ibaratnya seperti melempar koin, di mana dalam sekali lempar kita bisa mendapatkan kemungkinan koin menghadap ke atas sebesar 50 persen, begitu juga dengan sebaliknya. Semakin sering koin dilempar, maka akan persentase kemungkinan tersebut. Sederhananya, ketika risiko yang dihadapi seseorang semakin meningkat, maka semakin meningkat pula seseorang butuh untuk mendapatkan sebuah perlindungan. Hal ini yang mendorong timbulnya permintaan terhadap produk proteksi, salah satunya adalah asuransi. Prinsip Asuransi Konvensional Sumber foto Duncan Andison via Shutterstock Prinsip asuransi adalah hal-hal yang mendasari perjanjian kontrak asuransi polis antara Penanggung atau pihak perusahaan asuransi dengan Tertanggung pemegang polis atau nasabah. Tujuannya adalah mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi dengan pembayaran premi yang dilakukan oleh pemegang polis. Berarti asuransi bersifat menguntungkan kedua belah pihak. Prinsip asuransi berlaku pada semua jenis asuransi, baik itu kesehatan, mobil, jiwa, maupun kerugian. Oleh karena itu, sebelum kamu membeli polis asuransi ada baiknya benar-benar memahami tentang prinsip asuransi. Berikut adalah penjelasan mengenai prinsip-prinsip pada asuransi konvensional 1. Insurable Interest Ada Kepentingan yang Diasuransikan Prinsip asuransi yang pertama adalah insurable interest. Secara garis besar, orang yang akan mengasuransikan sesuatu harus memiliki kepentingan interest atas harta benda objek yang dapat diasuransikan interest. Objek tersebut juga harus sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku legal dan termasuk layak. Jika suatu saat terjadi musibah atau masalah yang mengakibatkan objek yang diasuransikan menjadi rusak, maka pihak yang mengasuransikan tertanggung akan mendapatkan ganti rugi finansial. Singkatnya, prinsip ini seseorang hanya diperbolehkan untuk mengasuransikan sesuatu yang memiliki hubungan ekonomi dan diakui secara hukum, contohnya kamu bisa mengambil asuransi untuk orang-orang dengan hubungan keluarga seperti suami, istri, anak, atau orangtua. Bisa juga untuk hubungan bisnis, seperti kreditur dan debitur, atau perusahaan dengan orang penting di perusahaan. Prinsip ini mengedepankan jaminan asuransi bagi pihak yang ditunjuk dan biasanya pihak tersebut masih memiliki ketergantungan secara finansial pada pihak Tertanggung. 2. Utmost Good Faith Memiliki Itikad Baik Utmost good faith, atau yang berarti baik pemegang polis maupun perusahaan asuransi harus memiliki itikad baik dalam melakukan perikatan. Itikad baik di sini berarti kedua belah pihak wajib mengungkapkan informasi secara detil dan akurat. Pemegang polis harus bersikap transparan atau jujur mengenai objek yang akan diasuransikan, sementara perusahan asuransi harus merinci risiko-risiko yang dijamin dan dikecualikan termasuk segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara teliti. 3. Proximate Cause atau Kausa Proximal Jika objek yang diasuransikan mengalami kerugian, maka pertama kali yang harus dilakukan pihak perusahaan asuransi adalah mencari penyebab utama dan aktif yang menimbulkan kerugian tersebut tanpa terputus. Dari situ baru bisa ditentukan jumlah klaim yang akan diterima oleh pemegang polis. Umumnya ada dua pendekatan yang dilakukan Mengurutkan kejadian awal, bila kejadian awal tersebut jadi penyebab kejadian berikutnya, maka proximate cause-nya adalah kejadian awal tersebut. Jika bukan, maka kejadian lain yang jadi penyebab Mengurutkan dari kejadian akhir, yakni dari rangkaian kejadian yang tidak terputus maka akan ditemukan proximate cause. Prinsip ini akan jadi rujukan perusahaan asuransi untuk menentukan kondisi yang jadi penyebab utama terjadinya risiko serta syarat pencairan manfaat. Hal ini guna mengurangi terjadinya perselisihan akibat salah paham mengenai risiko. Biasanya hal ini akan tertuang pada polis asuransi yang memuat risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan secara detil. 4. Indemnity Prinsip Ganti Rugi Dalam asuransi terdapat mekanisme yang mewajibkan pihak penanggung untuk menyediakan kompensasi finansial atau ganti rugi kepada pemegang polis. Jadi, asuransi berfungsi mengembalikan posisi keuangan nasabah jika terjadi suatu risiko, kembali ke posisi sebelum terjadi risiko. Beberapa metode bentuk pemberian kompensasi adalah Tunai, yaitu pembayaran yang dilakukan secara tunai sesuai kesepakatan Repair atau penggantian berdasarkan perbaikan. Biasanya nominalnya tidak lebih tinggi dari 75 persen Reinstatement, yaitu penggantian barang yang mengalami kerugian dengan barang yang baru Replacement, yaitu penempatan kembali atas kerugian yang terjadi Meskipun begitu, prinsip asuransi indemnity ini tidak berarti menyatakan bahwa pihak perusahaan asuransi tidak berhak memberikan ganti rugi lebih besar atau lebih tinggi dari kondisi keuangan nasabah atas kerugian yang menimpanya. 5. Subrogation Pengalihan Hak atau Perwalian Subrogation berarti pengalihan hak dari Tertanggung kepada Penanggung dalam kondisi Penanggung telah membayar kewajiban ganti rugi kepada Tertanggung. Saat pemegang polis mengajukan klaim ganti rugi, maka haknya untuk membayar ganti rugi akan dialihkan kepada perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi nantinya yang akan membayarkan ganti rugi tersebut. Perlu kamu ketahui, subrogasi hanya berlaku apabila kontrak asuransi yang bersangkutan adalah kontak dengan prinsip indemnity. Subrogasi diberlakukan dengan maksud mencegah Tertanggung mendapatkan penggantian yang lebih besar dari ganti rugi penuh. 6. Contribution Kontribusi Memberikan Proteksi Apabila pihak tertanggung mengasuransikan suatu objek ke beberapa perusahaan asuransi, maka akan timbul yang dinamakan kontribusi dalam pemberian proteksi dari masing-masing perusahaan tersebut. Biasanya prinsip ini terjadi di asuransi umum dan nilai pertanggungan yang diasuransikan sangat besar. Namun perlu dicatat, meskipun ada dua perusahaan asuransi atau penanggung yang terlibat, prinsip indemnity alias kompensasi finansial tetap berlaku. Bagaimana pembayaran ganti rugi tiap penanggung yang berlaku? Ada dua metode, antara lain Proporsional prorata, artinya setiap penanggung akan bertanggung jawab secara prorata sesuai dengan bagian masing-masing Non-proporsional excess, artinya masing-masing penanggung memiliki kewajiban masing-masing 7. Loss Minimization Membantu Memperkecil Resiko Yang terakhir ada prinsip asuransi loss minimization, yakni usaha untuk memperkecil risiko yang akan dihadapi oleh pemegang polis asuransi. Ada dua cara yang umum dilakukan untuk memperkecil risiko, yakni • Pre Loss Minimization Yang dimaksud dengan pre loss minimization adalah di mana dampak kerugian akan diantisipasi menggunakan langkah-langkah yang diambil sebelum terjadinya kerugian. Contohnya, menyediakan alat pemadam kebakaran, menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil, atau menyediakan tangga darurat bila terjadi kebakaran. • Post Loss Minimization Setelah risiko terjadi, masih ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk dapat meminimalkan kerugian, yang dilakukan sesudah terjadinya kerugian. Di sinilah prinsip post loss minimization bekerja. Contohnya adalah prinsip menyelamatkan sisa-sisa barang akibat kebakaran supaya bisa dijual kembali untuk mengurangi kerugian atau memasang sprinkler untuk meminimalisir dampak akibat kebakaran. Prinsip Asuransi Syariah Sumber foto Amnaj Khetsamtip via Shutterstock Tingginya permintaan layanan asuransi dari masyarakat dipandang sebagai peluang baik dalam bisnis para perusahaan asuransi. Sehingga mereka berupaya keras untuk bisa memenuhi permintaan dari berbagai segmen masyarakat yang membutuhkan layanan asuransi. Salah satunya dengan mengeluarkan produk asuransi berbasis syariah bagi masyarakat yang ingin menjalankan prinsip keagamaan dalam urusan finansial. Secara umum, asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Di dalamnya juga terkandung beberapa prinsip asuransi syariah seperti berikut ini 1. Tauhid Prinsip tauhid merupakan prinsip dasar dalam semua asuransi syariah. Dalam prinsip tauhid, niat dasar memiliki asuransi bukan untuk meraih keuntungan semata, namun juga untuk ikut serta menerapkan prinsip syariah dalam asuransi. Sehingga prinsip ini wajib dipahami dengan baik jika kamu ingin memiliki asuransi syariah. Hal ini disebabkan karena asuransi syariah bertujuan untuk saling menolong dan bukan sebagai sarana perlindungan semata ketika mengalami musibah atau risiko di masa depan. 2. Mengutamakan Keadilan Asuransi syariah memiliki prinsip yang mengutamakan keadilan. Di mana baik pihak nasabah maupun pihak asuransi harus berperilaku adil terkait dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Hal ini menghindari salah satu pihak akan merasa dirugikan atas penggunaan produk asuransi tersebut. Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pihak perusahaan asuransi juga harus mencerminkan nilai-nilai keadilan dan kejujuran dalam bermuamalah. 3. Tolong-menolong Salah satu poin penting dalam asuransi syariah adalah prinsip tolong menolong atau taawun. Di mana sesama pemegang polis diwajibkan untuk saling membantu satu sama lain. Tujuannya ketika salah satu nasabah terkena musibah atau mengalami kerugian, pihak perusahaan asuransi hanya akan bertindak hanya sebagai pengelola dana di dalam asuransi syariah. Sebelum membeli asuransi syariah, kamu harus punya niat untuk membantu dan meringankan beban nasabah lainnya. 4. Kerjasama Nasabah dan Perusahaan Asuransi Selain tolong-menolong, asuransi syariah juga menjalankan prinsip kerjasama antara nasabah dan perusahaan asuransi selaku pengelola dana. Agar kedua belah pihak dapat menjalankan hak dan kewajibannya secara seimbang, maka kerjasama ini perlu dilakukan sesuai dengan perjanjian atau akad yang telah disepakati sejak awal. 5. Dilandasi Prinsip Amanah Perusahaan asuransi syariah memiliki landasan prinsip amanah dalam mengelola dana nasabah. Hal ini juga berlaku bagi para nasabah, di mana mereka harus bersikap jujur ketika mengajukan klaim. Di sisi lain, perusahaan asuransi juga tidak bisa seenaknya mencari keuntungan, termasuk juga dalam mengambil keputusan. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan rasa saling percaya terhadap kedua belah pihak. Pastikan perusahaan asuransi syariah yang kamu pilih adalah yang amanah, periksa rekam jejaknya untuk meyakingkan bahwa dana milikmu berada di tangan yang tepat. 6. Saling Rida Prinsip saling rida atau saling rela jadi dasar setiap transaksi yang terjadi dalam asuransi syariah. Ini artinya, nasabah harus rela dananya dikelola oleh perusahaan asuransi sesuai dengan konsep syariah. Sedangkan perusahaan asuransi juga harus rida dengan amanah yang mereka terima dari nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dana yang disetorkan oleh nasabah akan difungsikan sebagai dana sosial yang sewaktu-waktu betul digunakan untuk membantu nasabah lain yang mengalami kerugian. 7. Menghindari Riba Sebagaimana konsep syariah yang paling dipahami oleh masyarakat, asuransi syariah juga menggunakan prinsip tidak membenarkan adanya riba. Ini berarti, semua dana atau premi yang dibayarkan oleh nasabah kepada perusahaan asuransi wajib ditempatkan dalam berbagai bisnis tertentu, yang pastinya sudah sesuai dengan prinsip syariah. Konsep asuransi tanpa riba ini juga berlaku untuk semua jenis produk asuransi syariah, termasuk asuransi kesehatan syariah. 8. Menghindari Bertaruh Sama seperti riba, dalam asuransi syariah juga berlaku prinsip menghindari bertaruh. Berbeda dengan asuransi konvensional yang menggunakan prinsip maisir sejenis taruhan atau gambling, asuransi syariah menghindari penggunaan konsep tersebut dan menerapkan sistem risk sharing atau berbagi risiko dalam layanan mereka. 9. Menghindari Gharar Selain riba dan taruhan, dalam layanan asuransi syariah juga tidak memperbolehkan atau menghindari adanya gharar. Secara harfiah, gharar berarti ketidak jelasan. Dengan mengusung konsep risk sharing dan bukan risk transfer yang lazim digunakan asuransi konvensional, kedua belah pihak harus mengutamakan kejelasan secara transparan terlebih dahulu. 10. Menjauhi Praktik Suap-Menyuap Kedua belah pihak, baik perusahaan asuransi maupun nasabah, harus selalu menjauhkan diri dari praktik suap dalam seluruh transaksi yang dilakukan. Suap-menyuap atau risywah adalah kegiatan yang akan menguntungkan salah satu pihak di mana pihak lainnya akan dirugikan. Inilah alasan utama mengapa praktik ini sangat dilarang dalam layanan asuransi syariah. Mekanisme Proteksi Asuransi Sumber foto Nata-Lia via Shutterstock Secara garis besar, mekanisme pertanggungan atau proteksi yang dijalankan oleh perusahaan asuransi adalah memindahkan dampak kerugian dari seseorang yang merupakan anggota kelompok ke seluruh anggota dalam kelompok tersebut. Penjelasan mekanisme asuransi secara sederhana seperti di bawah ini 1. Menyatukan Kepentingan yang Sama Asuransi merupakan salah satu cara untuk melindungi keuangan pribadi dari beban semestinya atau yang tidak bisa ditanggung dan juga sebuah bentuk manajemen risiko di mana risiko yang dialami dipindahkan ke perusahaan asuransi sebagai pertukaran atas pembayaran premi. Dengan penjelasan tersebut, asuransi juga memiliki mekanisme yang menyatukan orang-orang dengan kepentingan yang sama dan tujuan untuk membagi risiko yang sama. 2. Mengumpulkan Dana Kelompok Setelah itu, orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama tersebut akan mengumpulkan premi setiap bulannya yang akan menjadi dana kolektif atau kelompok. Nantinya, perusahaan asuransi akan menggunakan statistik untuk memprediksi berapa persen orang yang diasuransikan akan benar-benar mengalami kerugian dan mengajukan klaim asuransi. 3. Membayar Kompensasi Kerugian Saat membeli asuransi, seseorang akan mendapatkan polis asuransi yang merupakan kontrak yang mengikatnya pada perusahaan asuransi secara hukum. Saat mengalami kerugian yang tercantum dalam polis, seseorang bisa mengajukan klaim. Dana kolektif yang tadinya dikumpulkan akan menjadi sumber dana kompensasi ataupun pencairan klaim. Pembayaran kompensasi ini dilakukan oleh pihak perusahaan asuransi sesuai ketentuan yang sudah diatur dalam polis. Membayar kompensasi kepada peserta asuransi yang menderita kerugian. Apabila terjadi kerugian pada seseorang, dana kolektif tersebut yang akan dijadikan sumber dana kompensasi ataupun pencairan klaim. Jadi, sudahkah kamu memahami tentang prinsip asuransi dan juga mekanisme yang dijalankan? Memilih asuransi tidak bisa sembarangan. Sebab, segala ketentuan dan prinsipnya harus dipahami terlebih dahulu secara teliti dan menyeluruh. Hal ini akan menghindarkan kamu dari kekecewaan yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan polis asuransi tersebut. Membeli asuransi dengan cepat dan efisien juga bisa kamu lakukan melalui Qoala, lho. Qoala bekerjasama dengan sejumlah perusahaan asuransi terbaik, sehingga kamu bisa memilih beragam jenis asuransi sesuai dengan kebutuhan, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, hingga asuransi proteksi smartphone. Tunggu apa lagi? Yuk download sekarang juga! Perjanjian asuransi adalah kesepakatan tertulis antara nasabah dengan perusahaan asuransi. Isinya bisa berbeda-beda, disesuaikan dengan jenis asuransi dan profil nasabah masing-masing. Perjanjian yang mengikat pihak tertanggung pemegang polis dan penanggung perusahaan asuransi tersebut harus memiliki asas, prinsip, dan batasan. Di Indonesia, perjanjian ini diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang. Lantas, seperti apa pengertian perjanjian asuransi dan seperti apa syarat sahnya? Simak ulasannya di bawah ini! Menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang KUHD, pengertian perjanjian asuransi adalah suatu perjanjian di mana penanggung perusahaan asuransi bersedia menanggung risiko yang mungkin akan menimpa tertanggung nasabah. Sebagai gantinya, nasabah harus membayarkan premi pada perusahaan. Adapun risiko yang ditanggung dapat berupa kehilangan, kerusakan, atau tidak mendapat keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak menentu. Dilihat dari definisi di atas, maka perjanjian asuransi termasuk kontrak yang bersyarat, mengikat, dan bersifat timbal balik. Dengan kata lain, surat perjanjian antara pihak yang mengadakan perjanjian asuransi disebut juga kontrak asuransi yang berisi kesepakatan ini diadakan untuk mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak. Kontrak asuransi mengatur syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh pihak penanggung dan tertanggung. Semisal kewajiban pihak tertanggung untuk membayarkan sejumlah uang dalam bentuk premi maupun kewajiban pihak penanggung untuk mengganti kerugian yang dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak pasti. Adapun pengertian perusahaan asuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa pertanggungan risiko yang memberikan penggantian karena kerugian, kerusakan, atau biaya yang timbul. Perjanjian asuransi bukan persetujuan untung-untungan Perjanjian pada asuransi bukanlah kesepakatan yang memperhitungkan keuntungan, alasannya karena Risiko atau kerugian yang dialami objek pertanggungan diimbangi oleh premi asuransi yang dibayarkan. Dengan demikian premi ini adalah pengganti kerugian Kepentingan syarat mutlak Kalaupun ada gugatan yang diajukan baik dari pihak penanggung maupun tertanggung diselesaikan melalui pengadilan Adanya suatu akibat hukum dari kontrak tersebut Apa saja syarat sah perjanjian asuransi Berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata menyatakan syarat sahnya perjanjian asuransi atau kontrak asuransi adalah apabila 1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri Kesepakatan mereka pihak tertanggung dan penanggung dimulai dengan terjadinya proses penawaran dan penerimaan. Berbeda dengan penggunaan istilah penawaran dan penerimaan pada umumnya, perjanjian pada asuransi mengatur bahwa penawaran berasal dari tertanggung, sedangkan penerimaan risiko berasal dari penanggung. Suatu penawaran adalah sebuah pernyataan dari kehendak untuk mengikatkan diri berdasarkan persyaratan-persyaratan tertentu. Nah, penawaran ini nantinya akan melahirkan perjanjian setelah tawaran diterima. Sedangkan penerimaan adalah pernyataan bahwa penawaran tersebut diterima berikut dengan persyaratan-persyaratannya. Dalam asuransi, penerimaan lahir pada saat polis diterbitkan atau saat pertanggungan dimulai. Dengan demikian, tertanggung terikat dengan semua informasi yang diberikan dan menjadi dasar bagi penanggung untuk melakukan penutupan asuransi. 2. Cakap untuk membuat suatu perikatan Maksud prinsip ini adalah para pihak adalah pihak yang kompeten untuk membuat perikatan dalam elemen competent parties. Indikator-indikatornya adalah para pihak telah dewasa, waras, dan tidak dalam paksaan maupun pengampuan. 3. Suatu hal tertentu Maksud dari prinsip ini adalah objek yang menjadi dasar lahirnya perjanjian, dalam hal ini janji dari penanggung kepada tertanggung untuk memberikan jaminan dianggap seimbang atas risiko yang akan djamin. Dalam hal ini, premi yang merupakan elemen kuat sebuah perjanjian asuransi berperan sebagai jaminan dan memberikan kekuatan hukum lahirnya perjanjian tersebut. Objek yang dimaksud dalam perjanjian pada asuransi adalah objek pertanggungan. Pihak tertanggung harus mempunyai hubungan langsung dan/atau tidak langsung dengan objek yang dipertanggungkan tersebut. 4. Suatu sebab yang halal legal object Suatu sebab yang melahirkan perjanjian dalam asuransi harus halal dan legal. Perjanjian asuransi yang bertujuan untuk memberikan asuransi terhadap suatu sebab yang dilarang oleh undang-undang, melanggar kesusilaan, atau bertentangan dengan kepentingan umum akan dibatalkan. 5. Mengandung legal form Syarat ini mengandung pengertian bahwa perjanjian asuransi dikatakan memenuhi unsur legal form apabila polis asuransi tersebut sama atau mempunyai substansi yang sama dengan polis asuransi yang dianggap oleh pihak berwenang. Asas hukum perjanjian asuransi Secara umum, perjanjian asuransi harus memenuhi syarat-syarat umum perjanjian. Namun, perjanjian yang mengatur asuransi memiliki karakter yang khusus, unik, dan tegas dibandingkan jenis perjanjian lainnya. Berdasarkan Pasal KUHD, ketentuan umum perjanjian dalam KUHPerdata dapat berlaku pada perjanjian asuransi pula. Berikut asas-asas perjanjian 1. Asas kebebasan berkontrak Dalam hukum perjanjian, ruang lingkup asas kebebasan berkontrak di Indonesia meliputi Kebebasan untuk membuat atau tidak membuat kontrak Kebebasan untuk memilih pihak mana yang diajak membuat perjanjian Kebebasan untuk menentukan atau memilih isi kontrak Kebebasan untuk menentukan objek perjanjian Kebebasan untuk menentukan bentuk suatu kontrak Kebebasan untuk menerima atau menyimpangi ketentuan Undang-undang yang bersifat opsional Perlu dicatat bahwa pedoman kebebasan berkontrak aadalah kebebasan individu, sehingga titik tolaknya adalah kepentingan individu pula. 2. Asas ketentuan mengikat Asas ini diatur dalam Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata. Hubungannya dengan asuransi adalah berarti pihak penanggung dan tertanggung harus melaksanakan ketentuan perjanjian yang telah disepakati. Sebab perjanjian ini memiliki kekuatan hukum yang mengikat. 3. Asas kepercayaan Asas ini berarti pihak penanggung dan tertanggung saling menumbuhkan kepercayaan dalam perjanjian asuransi. Hal ini penting, agar kedua belah pihak bersedia dan terikat untuk memenuhi perjanjian tersebut. 4. Asas persamaan hukum Asas ini adalah bahwa subjek hukum yang mengadakan perjanjian mempunya kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dalam hukum. 5. Asas keseimbangan/prorata Asas ini adalah suatu asas yang menghendaki kedua belah pihak memenuhi dan melaksanakan perjanjian. Dalam perjanjian di asuransi, hak dan kewajiban tertanggung adalah membayar premi dan menerima ganti rugi. Sedangkan hak dan kewajiban penanggung adalah menerima premi dan memberikan ganti rugi atas objek yang dipertanggungkan. Prinsip keseimbangan menjadi penting apabila terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian. Maka kerugian tersebut harus diganti seimbang dengan risiko yang ditanggung. Prinsip-prinsip perjanjian asuransi Karena perjanjian asuransi merupakan kesepakatan khusus yang diatur dalam KUHD, maka kesepakatan ini tidak hanya memiliki asas hukum, melainkan juga beberapa prinsip. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut 1. Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan Insurable Interest Tertanggung memiliki kepentingan atas objek pertanggungan yang diasuransikan apabila ia akan menderita kerugian finansial di masa mendatang. Antisipasi atas kerugian finansial ini memungkinkan tertanggung mengasuransikan harta benda atau kepentingannya. Apabila terjadi musibah atas objek yang diasuransikan lalu terbukti bahwa tertanggung tidak memiliki kepentingan finansial atas objek tersebut, maka tertanggung tidak berhak menerima ganti rugi. Ketentuan di atas mendasari adanya kepentingan dalam mengadakan perjanjian asuransi. Ketentuan inilah yang membedakan asuransi dengan permainan dan perjudian. 2. Prinsip itikad baik yang teramat baik Utmost Goodfaith Pelaksanaan prinsip ini membebankan kewajiban kepada tertanggung untuk membeberkan sejelas-jelasnya mengenai segala fakta penting yang berkaitan dengan objek yang diasuransikan. Prinsip ini juga berlaku pada penanggung atau perusahaan asuransi. Mereka harus menjelaskan risiko-risiko yang menjamin maupun yang dikecualikan, segala persyaratan, dan kondisi pertanggungan secara teliti. Kewajiban membeberkan fakta-fakta tersebut berlaku sejak perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak asuransi selesai dibuat. Dalam pasal 251 KUHD dijelaskan asuransi menjadi batal apabila tertanggung memberikan keterangan yang keliru atau sama sekali tidak memberikan keterangan. 3. Prinsip keseimbangan Indemniteit Principle Prinsip ini mengatur bahwa penanggung memberikan ganti rugi kepada tertanggung sesuai dengan besarnya kerugian, sesaat sebelum terjadinya kerugian. Sesuai pengertian asuransi pada Pasal 246 KUHD, maka ganti rugi yang dimaksudkan adalah yang seimbang dengan kerugian yang diderita oleh tertanggung. Namun, perlu diperhatikan bahwa berlakunya prinsip keseimbangan ini hanya dalam asuransi kerugian saja, bukan berlaku dalam asuransi sejumlah uang. 4. Prinsip Subrogasi Subrogation Principle Subrogasi adalah kedudukan tanggung jawab hukum phak ketiga di dalam hukum perdata. Seseorang yang menyebabkan suatu kerugian bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Dalam hubungannya dengan asuransi, pihak penanggung mengambil alih hak menagih ganti kerugian kepada pihak yang mengakibatkan kerugian, setelah penanggung melunias kewajibannya pada tertanggung. Singkatnya, apabila tertanggung mengalami kerugian akibat kelalaian pihak ketiga, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga tersebut. Sifat perjanjian asuransi Sifat dari perjanjian asuransi terbagi hingga menjadi lima bagian. Berikut ini beberapa di antaranya yang perlu kamu pahami. 1. Personal contract Sifat yang pertama, perjanjian asuransi adalah perjanjian pribadi di mana polis asuransi tidak bisa dipindahtangankan tanpa izin dari penanggung. Aturan ini tertuang dalam pasal 1340 KUH Perdata. 2. Unilateral contract Perjanjian asuransi bersifat sepihak di mana perjanjian yang sudah disepakati akan batal jika tertanggung melanggar aturan-aturan yang sudah tertulis di dalam polis. 3. Conditional contract Pada bagian ini, maka perusahaan asuransi sebagai penanggung akan memenuhi kewajibannya jika apa yang sudah diasuransikan terjadi dan tertanggung sudah melakukan kewajibannya dengan membayar premi asuransi. 4. Contract of Adhesion Perjanjian asuransi merupakan perjanjian yang dipersiapkan secara sepihak. Jadi, tertanggung tidak bisa melakukan negosiasi atau mengajukan permintaan khusus. Pilihannya adalah tertanggung menolak atau menerima. 5. Aleatory contract Perjanjian asuransi memiliki sifat pertukaran yang tidak seimbang, di mana jika tertanggung sudah membayar premi asuransi namun tidak mengalami hal-hal yang diasuransikan sesuai polis, maka penanggung tidak akan membayar apa pun. Batasan perjanjian asuransi Selain merupakan kesepakatan timbal balik, kontrak asuransi memiliki sifat-sifat lain yang merupakan batasan kesepakatan tersebut. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 246 KUHD bahwa batasan perjanjian asuransi mencakup 1. Perjanjian penggantian kerugian Istilah perjanjian penggantian kerugian ini disebut shcadevezekering atau Indemnitets contract. Penanggung mengikatkan diri untuk menggantikan kerugian yang dialami pihak tertanggung. Adapun kerugian yang diganti tersebut seimbang dengan kerugian yang sungguh-sungguh diderita prinsip Indemnitas. 2. Perjanjian bersyarat Kewajiban penanggung mengganti kerugian yang dialami tertanggung hanya akan dilakukan apabila syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian dipenuhi. 3. Perjanjian kerugian Kerugian yang diderita adalah sebagai akibat dari peristiwa yang tidak tertentu atas diadakan pertanggungan. Hal-hal yang menyebabkan kesepakatan asuransi berakhir Perjanjian polis bisa gugur dalam kondisi-kondisi sebagai berikut 1. Terjadi evenemen diikuti klaim Mengambil contoh asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi beban penanggung adalah meninggalnya tertanggung. Apabila dalam jangka waktu perjanjian asuransi berlangsung ternyata tertanggung meninggal, maka penanggung wajib membayar uang santunan. Apabila penanggung sudah melunasi klaim tersebut, maka perjanjian asuransi jiwa pun berakhir. Hal ini sesuai dengan hukum perjanjian bahwa suatu perjanjian yang dibuat oleh pihak-pihak berakhir apabila seluruh hak dan kewajiban telah terpenuhi. 2. Jangka waktu berakhir Perjanjian selalu memiliki jangka waktu. Contoh asuransi jiwa, apabila jangka waktu berlaku asuransi ternyata tidak terjadi evenemen, maka beban risiko penanggung pun tetap berakhir. Jika dalam asuransi perjalanan, apabila perjalanan berakhir, maka asuransi pun berakir. Artinya asuransi akan berakhir setelah beban risiko pada objek dan kepentingan yang diasuransikan telah selesai. 3. Asuransi gugur Asuransi gugur sering terjadi dalam asuransi pengangkutan. Apabila barang yang sudah diasuransikan tidak jadi diangkut, maka asuransi gugur. Dalam hal ini, barang tersebut belum mengalami bahaya sama sekali. Sehingga asuransi gugur bisa disebut juga keadaan yang membatalkan kontrak asuransi sebelum bahaya terjadi. 4. Asuransi dibatalkan Perjanjian polis bisa dibatalkan karena tertanggung tidak melanjutkan pembayaran premi sesuai dengan perjanjian. Atau terjadi karena permohonan tertanggung untuk menghentikan perjanjian. Tips dari Lifepal! Sebelum membeli asuransi, pastikan kamu memahami perjanjian asuransi dan isinya di dalam. Hal ini dilakukan agar kamu tahu apa saja yang menjadi hak dan kewajiban kamu serta hukum-hukum yang mengatur. Jika memang masih bingung, kamu bisa bertanya pada agen asuransi terkait perjanjian asuransi hingga jelas. Jangan sampai ada hal-hal yang kamu tidak tahu dan malah merugikan kamu. Kamu juga bisa mencari beberapa contoh surat perjanjian asuransi di laman internet sebagai gambaran agar kamu lebih paham. Untuk mendapatkan referensi selengkapnya tentang manfaat memiliki asuransi kesehatan, kamu bisa berkonsultasi dengan broker atau agen asuransi yang terpercaya. Di Lifepal, kamu akan mendapatkan konsultasi gratis mengenai ulasan sekaligus rekomendasi produk asuransi terbaik di Indonesia. Daftarkan dirimu sekarang juga untuk berkesempatan dapat diskon premi asuransi kesehatan hingga 15 persen! Pertanyaan seputar perjanjian asuransi Apa syarah sah perjanjian asuransi?Terdapat empat syarat sahnya suatu perjanjian asuransi, yaitu sepakat mereka mengikatkan diri, cakap membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu, suatu sebab yang halal, dan memiliki legal form. Apa saja prinsip perjanjian asuransi dan yang membatalkannya?Prinsip yang dianut adalah prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan, prinsip itikad baik yang teramat baik, prinsip keseimbangan, dan prinsip subrogasi. Penyebab berakhirnya perjanjian pada asuransi adalah adanya evenemen diikuti klaim asuransi, jangka waktu asuransi berakhir, asuransi gugur, dan asuransi dibatalkan.

dalam mekanisme asuransi diperlukan syarat